Jumat, 20 November 2015

Sarcodina atau Rhizopoda (Amoeba, Foraminifera dan Radiolaria)

Saat ini telah diketahui sekitar 40.000 jenis Sarcodina, yaitu Protozoa yang bentuknya tidak tetap, selalu berubah-ubah. Sarcodina meliputi ratusan jenis Amoeba yang hidup di air tawar, air asin, di tanah yang lembab, dan beberapa jenis hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. 

Beberapa Sarcodina mempunyai pelindung berupa testa, misalnya Foraminifera dan Radiolaria yang hidup di laut. Sarcodina yang hidup di air tawar mempunyai vakuola kontraktil untuk membuang kelebihan air di dalam sel. Beberapa jenis dapat membentuk sista jika lingkungan tidak menguntungkan. 

Sel Sarcodina dilindungi oleh sebuah membran tipis, di bagian luarnya terdapat lapisan tipis yang agak kaku disebut ektoplasma. Ektoplasma berfungsi sebagai tempat ekskresi dan tempat pertukaran gas, yaitu masuknya oksigen dan keluarnya karbon dioksida. Di sebelah dalam membran sel terdapat sitoplasma bergranuler dan nukleus yang berbentuk lonjong.

CILIATA



Terdapat sekitar 8.000 jenis Ciliata yang bergerak dengan struktur menyerupai rambut yang disebut silia, kebanyakan hidup di perairan air tawar. Ciliata dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan distribusi silia, yaitu silia pada sebagian sel saja dan silia yang menyelimuti seluruh bagian sel. Silia berfungsi untuk bergerak dan menimbulkan efek pusaran air yang membantu memperoleh makanan berupa bakteri dan ganggang mikroskopis.

Semua Ciliata mempunyai vakuola kontraktil untuk mengatur tekanan osmosis sel. Beberapa Ciliata mempunyai dua nukleus di dalam satu sel, yaitu makronukleus yang berperan dalam metabolisme dan reproduksi aseksual, dan mikronukleus yang berperan dalam reproduksi seksual. Ciliata bereproduksi dengan pembelahan biner dan konjugasi dua sel yang melibatkan mikronukleus. 

Konjugasi tidak menghasilkan sel anak yang baru, tetapi setelah melakukan konjugasi, sel membelah menghasilkan empat sel anak yang identik yang lebih mampu bertahan hidup terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Kebanyakan Ciliata hidup bersimbiosis komensalisme di dalam perut herbivora. Ciliata juga bersifat parasit di dalam usus manusia (Balantidium coli) yang menyebabkan luka (inflamasi) yang disebut balantidiasis.

Protista



Protista merupakan organisme eukariotik mikroskopis yang memiliki ciri-ciri hewan, tumbuhan, atau jamur namun tidak dapat dikelompokkan dalam kingdom Animalia, Plantae, dan Fungi.

Protista menyerupai hewan disebut Protozoa, terdiri dari empat filum yang dibedakan berdasarkan alat geraknya yaitu Flagellata, Sarcodina, Cilliata, dan Sporozoa.

cabang-cabang ilmu biologi



Berikut Cabang-cabang ilmu Biologi ;

1. Botani 
Ilmu tentang Tumbuh-tumbuhan dengan segala aspeknya.

2. Zoologi 
Ilmu tentangBinatang dengan segala aspek kehidupannya.

3. Anatomi 
Ilmu tentangStruktur tubuh internal makhluk hidup.

4. Morfologi 
Ilmu tentang Struktur luar makhluk hidup.

5. Sitologi 
Ilmu tentang Struktur dan fungsi sel.

6. Embriologi 
Ilmu tentang Perkembangan embrio.

7. Fisiologi 
Ilmu tentang Fungsi kerja komponen-komponen tubuh.

8. Genetika 
Ilmu tentang Substansi genetik dan hereditas.

9. Mikrobiologi 
Ilmu tentang Kehidupan mikroorganisme.

10. Mikologi 
Ilmu tentang Jamur dan peranannya dalam kehidupan.

11. Paleontologi 
Ilmu tentang Fosil dan hubungannya dengan sejarah bumi.

12. Ekologi 
Ilmu tentang Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.

13. Taksonomi 
Ilmu tentang Pengelompokan makhluk hidup menjadi takson-takson.

14. Evolusi 
Ilmu tentang Perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang rumit.

15. Virologi 
Ilmu tentang Virus dan peranannya terhadap makhluk hidup yang lain.

16. Iktiologi 
Ilmu tentang Ikan dan peranannya bagi kehidupan.

17. Ornitologi 
Ilmu tentang Burung dan peranannya bagi kehidupan.

18. Histologi 
Ilmu tentang Struktur dan fungsi jaringan tubuh.

19. Biologi 
Ilmu tentang molekuler Struktur dan fungsi molekul/senyawa penyusun kehidupan dan interaksinya.

20. Biologi 
Ilmu tentang populasi Interaksi antara populasi hewan dan tumbuhan dengan lingkungannya.

Penjelasan dan Ciri-Ciri Kelompok Tumbuhan Thallophyta





 Kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar, batang, dan daun yang nyata digolongkan dalam golongan Thallophyta, misalnya lumut (Bryophyta). Tumbuhan lumut (Bryophyta) belum menampakkan ciri adanya akar sejati. Sederetan sel-sel yang menyerupai rambut, menggantikan fungsi akar yang belum dimilikinya. 

Inilah yang dinamakan rizoid (akar semu) yang berfungsi menyerap air dan zat hara dari tempat hidupnya. Rizoid juga berfungsi untuk menambatkan tubuh lumut pada tempat hidupnya. Batang dan daun sejati belum ditemukan pada lumut, hanya pada lumut daun telah menunjukkan kemajuan dengan adanya struktur batang serta daun sederhana, tanpa jaringan pengangkut.

Lumut menyukai tempat yang teduh dan lembab, misalnya tembok, permukaan batuan, genteng, dan kulit pohon. Di tempat yang miskin zat organik pun Lumut tetap dapat hidup di tempat yang mengandung sedikit zat organik, asalkan memiliki kelembaban yang cukup. 


Karena sifat toleran yang sangat tinggi tersebut, maka lumut dapat tumbuh dimana-mana. Inilah yang menjadi alasan mengapa lumut disebut tumbuhan kosmopolit. Talus berwarna hijau karena adanya klorofil menjadikan lumut mampu melakukan sintesis senyawa organik dengan bantuan sinar matahari. Jadi, lumut bersifat autotrof karena tidak bergantung pada organisme lain. Lumut menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan.

Pada talus bagian atas lumut yang sudah dewasa akan terbentuk badan penghasil spora yang dinamakan sporogonium. Sporogonium merupakan perkembangan dari zigot, hasil peleburan spermatozoid yang dibentuk oleh anteridium dan ovum yang dibentuk oleh arkegonium. Spora dibentuk secara meiosis dalam kotak spora (sporogonium). Jika kotak spora telah masak, dengan gerak higroskopik kotak spora pecah dan spora-spora terlempar keluar.

Kemudian spora menyebar pada areal yang luas dengan bantuan angin. Jika spora jatuh di tempat lembab akan berkecambah menjadi protonema yang menyerupai benang dan tumbuh menjadi lumut baru. Jadi, dalam daur hidupnya lumut mengalami metagenesis atau pergantian keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Selain secara seksual, lumut juga berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas atau membentuk fragmen talus.

Lembaran talus merupakan gametofit karena dapat membentuk arkegonium yang menghsilkan ovum, dan membentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid. Adapun sporogonium yang merupakan hasil pertumbuhan dari zigot merupakan sporofit, karena dapat membentuk spora.