Jumat, 20 November 2015

Sistem Koordinasi




Sistem koordinasi adalah organ dan sistem organ yang bekerja sama secara efisien. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon.
Sistem saraf pada manusia tersusun atas neuron dan neuroglia. Fungsi sistem saraf adalah untuk menerima rangsang (impuls) dan kemudian menanggapi rangsang tersebut. Setiap neuron (sel saraf) terdiri dari beberapa bagian yaitu badan sel, dendrit, akson (neurit), selubung mielin, dan nodus ranvier. Sel saraf dibagi menjadi tiga macam yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron penghubung. Impuls mengalir melalui sel saraf karena terdapat perbedaan potensial listrik yang disebut polarisasi. Kemudian impuls disalurkan ke sel saraf lain melalui sinapsis. Kelainan, gangguan, dan penyakit pada sistem saraf antara lain penyakit parkinson, alzheimer, epilepsi, dan stroke.
Sistem saraf pusat pada manusia terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak, sumsum lanjutan, dan sumsum tulang belakang. Otak mengatur gerak sadar, sumsum lanjutan mengatur gerak tak sadar (denyut jantung, tekanan darah, pusat pernapasan, dll), sedangkan sumsum tulang belakang mengatur gerak refleks. Sistem saraf tepi terdiri dari saraf simpatik dan parasimpatik.
Berikut adalah beberapa contoh sistem saraf pada beberapa hewan vertebrata:
  1. Sistem saraf pada ikan berupa otak yang terdiri dari otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lajutan (medula oblongata).
  2. Sistem saraf pada amfibi terdiri dari otak.
  3. Sistem saraf pada burung terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Sistem saraf pada invertebrata masih sangat sederhana. Berikut adalah contoh sistem saraf pada beberapa hewan invertebrata:
  1. Sistem saraf pada cacing pipih terdiri dari dua ganglia yang terletak di daerah kepala.
  2. Sistem saraf pada cacing tanah disebut sistem saraf tangga tali yang terdiri dari dua buah ganglion otak dan sebuah serabut saraf.
  3. Sistem saraf pada serangga berupa sistem saraf tangga tali yang terdiri dari serabut saraf yang memanjang di bagian bawah tubuhnya.
Indera adalah reseptor yang bertugas untuk mengenali lingkungan dan memberi respon terhadap segala perubahan rangsangan yang terjadi pada lingkungan tersebut. Sistem indera pada manusia disebut panca indra yang terdiri dari kulit (indera peraba dan perasa), lidah (indera pengecap), hidung (indera pembau), telinga (indera pendengaran), dan mata (indra penglihatan).
Berikut adalah beberapa contoh keistimewaan sistem indera pada hewan vertebrata:
  1. Indera ikan terdiri dari gurat sisi (reseptor perubahan tekanan air), mata, alat pendengaran, dan alat pembau.
  2. Amfibi memiliki mata dengan selaput tidur yang disebut membran niktitans.
  3. Reptil memiliki indera pembau yang tajam.
  4. Burung memiliki indera penglihatan yang baik.
Sistem indera pada hewan invertebrata masih sangat sederhana. Berikut adalah beberapa contoh sistem indera pada invertebrata:
  1. Cacing pipih memliki sepasang bintik mata yang sangat peka terhadap cahaya.
  2. Cacing tanah memiliki reseptor cahaya di permukaan tubuhnya yang hanya dapat membedakan gelap dan terang. Cacing tanah sangat peka terhadap sentuhan, zat-zat kimia, dan suhu.
  3. Serangga memiliki indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli) dan/atau mata majemuk (mata faset).
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Fungsi hormon adalah untuk mengatur proses metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Kelenjar endokrin terdiri dari beberapa macam seperti kelenjar hopofisis (pituitari), kelenjar tiroid (kelenjar gondok), kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok), kelenjar langerhans, kelenjar suprarenalis (adrenal/anak ginjal), kelenjar pankreas, ovarium, testis, dan plasenta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar